Home News TimeSS Alumni GuestBook Comments Links

TimeSS

Edisi 01 - November 1997


Sesirih Kapur

Stabilitas Emosi dan Perpecahan

Seminar Musik Gerejawi

Pelayanan Komisi Remaja ke Pos PI Sawahan

Seputar Natal Pemuda Remaja

Open Air

BasketBall Exhibition

Tips Membaca TIMESS dengan Baik

Pojok Pembaca

Just for Fun

Stabilitas Emosi dan Perpecahan

oleh Ev. Elia Chia, M.Div.

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja dan pemuda adalah bagaimana caranya mengontrol emosi. Emosi ini begitu sukarnya dikontrol karena gejolak darah muda dan tingginya ke-ego-an pada remaja dan pemuda. Gejolak emosi mengakibatkan banyak sekali dampak-dampak yang tidak sehat yang seringkali menjurus ke arah tawuran, perpecahan, dan ketidakseimbangan sosial dan lingkungan.

Bagaimanakah caranya agar kita dapat menguasai emosi itu? Apakah emosi itu dengan sendirinya adalah dosa?

Emosi sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dari diri seseorang. Yesus yang memiliki emosi seperti halnya kita semua, sempat emosi dengan orang-orang yang berjualan di Bait Suci dan mengusir mereka keluar dari tempat itu, dan Ia mengatakan, "RumahKu akan disebut rumah doa tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (Mat 21:12-13; Luk 19:45-46; Yoh 2:13-22). Paulus emosi atas perbuatan Aleksander, tukang tembaga, dan mengatakan, "Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya." (II Tim 4:14-16).

Emosi akan menjadi tidak wajar, seandainya dalam emosi kita memberikan tempat dan kesempatan kepada iblis (Ef 4:27).

Kita akan melihat contoh dari Tuhan Yesus sendiri ketika Ia diuji oleh iblis di padang gurun berulang kali selama 40 hari 40 malam di dalam Mat 4:1-11.

  1. PERCOBAAN UNTUK MENGHANYUTKAN EMOSI MENURUT SITUASI DAN KONDISI
    Di dalam pencobaan mengubah batu menjadi roti, terkandung suatu pencobaan yang melibatkan emosi Tuhan Yesus, yaitu emosi yang mudah terbawa sesuai dengan situasi dan kondisi. Pencobaan seperti itu tidak mudah dihadapi, dan sudah banyak orang yang emosinya terbakar dalam situasi yang demikian. Jikalau situasi baik, emosi kita baik, tetapi jikalau buruk, kitapun menjadi buruk. Jikalau ada tantangan, emosi kita pun terbawa sesuai dengan pasang surutnya tantangan tersebut. Hal ini akan membawa banyak akibat dan kesedihan. Yesus tidak membiarkan iblis untuk mempergunakan emosi-Nya yang sudah sangat menderita selama puasa itu. Sebaliknya Yesus memakai Firman Tuhan sebagai perisai untuk melindungi emosi-Nya supaya tidak terbawa oleh arus pencobaan.

  2. PENCOBAAN UNTUK MENGHANYUTKAN EMOSI KE-AKU-AN
    Ke-aku-an adalah aspek emosi yang sukar sekali dibuang dari diri kita. Sukar bagi kita untuk menjaga supaya ke-ego-an dalam diri kita dibuang. Yesus sendiri tidak membiarkan iblis untuk menggunakan emosi ke-aku-an untuk mecobai-Nya. Yesus sendiri tidak memiliki ke-aku-an dalam diriNya karena bagi Yesus yang paling utama adalah "melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya" (Yoh 4:34)

  3. PENCOBAAN UNTUK MEMPEROLEH KETENARAN DAN HARTA
    Keadaan emosi yang mudah terbawa atau ingin menuju ketenaran dan harta sudah menghanyutkan dan membinasakan banyak orang, karena di balik itu bersembunyi kedok iblis yang samar-samar tetapi pasti dan perlahan-lahan mencengkeram untuk membinasakan. Yesus Kristus tidak membiarkan diriNya dicobai dengan permainan emosi, melainkan dengan Firman Allah Ia mengusir iblis.

    Jadi jangan biarkan diri kita dikuasai oleh berkecamuknya emosi pada masa remaja dan pemuda ini yang akan membawa ke arah ketidakpuasan, egoisme, dan perpecahan. Sebaliknya biarlah kita belajar dari Tuhan Yesus dengan membiarkan Firman Tuhan menguasai hidup kita sehingga dengan demikian kita akan dapat mempergunakan emosi kita bahkan segenap diri kita untuk melayani-Nya bagi persatuan tubuh dan kemuliaan Kepala kita yaitu Tuhan Yesus Kristus. Perkataan Yesus bahwa mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi, yang tentunya mencakup emosi kita, kiranya juga keinginan kita yang paling utama.

translated into HTML page by Hendra ©1998
click here for contacting me


Home News TimeSS Alumni GuestBook Comments Links